Minggu, 21 Desember 2008

Kejujuran Hati Seorang Ibu.....

Anakku…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena ketika mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak…
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu
kecewa dan berurai air mata

Anakku…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah…saat paling membahagiakan
Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang
junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan
tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau selalu menjadi belahan nyawa ibu…
(Ratih Sanggarwati)

(dikutip dari www.http://zuryawanisvandiarzoebir.wordpress.com/)

2 komentar:

ZURYAWAN ISVANDIAR ZOEBIR mengatakan...

Ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah, siapa yang harus kita sangat cintai, hormati dan sayangi didunia ini, maka Rasulullah menjawab:"Ibumu", setelah itu ya Rasulullah: "Ibumu", setelah itu ya Rasulullah: "Ibumu", setelah itu ya Rasulullah: "Bapakmu." Mudah-mudahan yang saya ketik benar, karena mengandalkan ingatan sy ketika mendengar ceramah-ceramah agama.

Anonim mengatakan...

Sesuatu tak pernah dapat diukur keberadaanya
Jika ia adalah sesuatu yang selalu ada disisi
Sampai dia pergi ataupun kita telaah dengan terbuka dan mendalam
Sungguh begitu cepat masa itu berlalu dan berganti
Jika masa adalah sebuah pohon
Maka kemarin adalah sebuah tunas
dan sekarang adalah ranting
Maka esok adalah sebuah dahan,
Wahai waktu …
Sang pengukur dari perjalanan
Tinggalkanlah kami sejenak darimu
Biarkanlah sesaat kami berjalan tampamu
Biarkanlah tunas ini tetap menjadi sebuah tunas,
Ranting tetap menjadi ranting
ataupun dahan tetaplah menjadi dahan
Karena begitu banyaknya mimpi – mimpi yang ingin kupersembahkan pada-nya
Pada ketulusan – ketulusan yang selalu memayungi hidup ini
dengan cinta dan kasih suci.
AG.Rizq