Kamis, 23 Oktober 2008

CINTA

LOVE is CINTA



"Cinta kasih penuh persahabatan yang mengarah pada kebaikan yang dicintainya, bukan kebaikan untuk diri sendiri.

Cinta kasih yang tidak mengeksploitasi, memanipulasi dengan slogan muluk seperti 'pelayanan', melainkan yang sama-sama 'mencintai': 'mencintai semata karena mencintai' ...

Kebahagiaan yang dicari untuk diri sendiri saja tidak pernah dapat ditemukan; memang ada kebahagiaan palsu yang sementara sifatnya, yakni kebahagiaan dalam kepuasan diri sendiri.
Akan tetapi kebahagiaan semacam ini akan berakhir dengan kedukaan.

Kebahagiaan yang sejati hanya akan ditemukan dalam cinta tanpa pamrih, cinta yang semakin berkembang justru ketika dibagikan kepada yang lain.
Karena tak ada batas kapan cinta akan habis dibagikan, maka tak ada batas pula untuk kebahagiaan dari cinta semacam itu.

Namun tidak cukuplah bahwa cinta itu dibagikan; cinta harus dibagikan dengan bebas, tanpa paksaan...
Hati-hati dengan cinta buta, yang tidak lain hanyalah cinta diri, karena tujuannya bukanlah keuntungan bagi yang dicintainya, melainkan kenyamanan cinta dalam jiwa diri.

Jikalau cinta seperti ini bergerak dalam taraf hasrat jasmani, dengan mudah dia ditengarai dalam kepentingan dirinya.
Cinta tidaklah lemah atau pun buta, melainkan bijak, cerdas, adil, dan kuat.

Kalau kita mau mencintai yang lain, hendaknya sadar akan cinta yang sebaik-baiknya.
Sadar bahwa cinta kita bisa saja membuat kecewa.

Maka perlu memurnikan lebih dahulu cinta kita dengan melepaskan kesenangan mencinta sebagai tujuan.
Selama kesenangan cinta masih menjadi tujuan kita, kita belum tulus dengan diri kita dan dengan mereka yang kita cintai, karena kita tidak mencari kebaikan mereka, melainkan kesenangan diri kita sendiri."

(From : Thomas Merton, Seeds of Destruction, No Man is an Island)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada." (Sapardi Djoko Damono)

Tidak ada komentar: